ㅤ“Ya udah, terserah lo. Ayo cabut.” Jelaga boleh jadi nampak kesal setengah mati. Namun jauh di lubuk hati, ia tersenyum sendiri. Jeanna nampak semakin cantik jika sedang bahagia begini. Walaupun bukan karenanya senyum itu terpatri, setidaknya Jelaga dapat menyaksikan sesuatu yang indahnya melebihi karya seni. Jelaga, si keras hati, hampir tiga tahun menyimpan perasaan sendiri. Bertepuk sebelah tangan, sudah pasti. Di mata Jeanna, ia tak lebih dari status sahabat sampai akhir waktu nanti.
ㅤSudah menjadi rahasia umum bahwasannya Jelaga si primadona ditolak mentah-mentah oleh Jeanna, sahabatnya. Dua hingga tiga kali ia menyatakan rasa hasilnya tetap sama. Genggaman tangan selalu hadir di antara mereka, namun lain arti, tak sama makna dengan yang orang kira. Pun dengan apa yang diekspektasikan Jelaga. Jeanna, dekat namun bersekat untuknya.