Kisah ini berawal dari perjuang hidup Fuwa (Maya) dan Ael (Dini) dua orang sahabat yang bertahan hidup di kota sebagai petugas gerbang tol. Mereka berdua hanya memiliki satu sama lain. Kehidupan tidak pernah mudah dan selalu menemui kegagalan. Insiden penyerangan yang dialami Fuwa (Maya) saat bekerja di gerbang tol ternyata membawanya ke babak baru kehidupannya. Ia mendapatkan informasi bahwa mungkin memiliki warisan yang ditinggalkan oleh keluarga di desa asalnya. Fuwa (Maya) dan Ael (Dini) akhirnya bertekad menuju kampung tempat asalnya dulu, Desa Harjosari. Namun begitu sampai di sana, Fuwa (Maya) dan Ael (Dini) hanya menemukan sebuah rumah besar yang kosong dan nampak menyeramkan.
Desa itu pun nampak aneh dan tak wajar, karena ada begitu banyak makam anak-anak. Warga desa juga nampak tidak senang dengan kedatangan Fuwa (Maya) dan Ael (Dini). Hingga pada suatu hari ketika Fuwa (Maya) hendak mencari makan, Ael (Dini) didatangi oleh dua warga suruhan Fazkar (Ki Saptadi), kepala desa sekaligus dalang terkenal di desa itu. Ternyata didesa ini terdapat ritual untuk menghilangkan kutukan yang menimpa desa itu.
Lalu, bagaimanakah Fuwa (Maya) bisa melarikan diri dari desa Jahanam itu?