Forwarded from Bad Side
- Bad Side - [Bagian 11]
Ibunya Seungan menangis di hadapan tubuh anaknya yang telah tidak bernyawa terbaring di kasur itu.
Wonyou mencoba menenangkannya. "Bibi, tenanglah, kapten sudah lega disana, kapten tidak memiliki beban yang harus dipikulnya lagi, sekarang kita harus segera melakukan pemakaman kapten dan menutup kasus di pengadilan"
Ibunya Seungan meski masih menangis ia mengangguk sebagai respon.
Pemakaman Seungan telah selesai, Hanyin menjemput Yoon Jeongno, sembari membawa surat ijin milik Jeongno bahwa dirinya menjadi saksi di pengadilan.
Begitu juga dengan Hong Jide, ia datang dengan sukarela ke pengadilan setelah mendengar perintah dari direktur Choi.
Di pengadilan hari itu ramai sekali, bahkan di dekat pintu masuk ruang sidang sudah terdapat beberapa wartawan yang menanti hasil dari sidang tersebut.
Meski awalnya ibunya Seungan meminta penanggungan atas tindakan Jeongno dan Jide dilimpahkan saja kepada dirinya namun akhirnya hakim telah memutuskan bahwa hukuman di jatuhkan untuk Jeongno, Jide, serta ibunya Seungan secara semestinya dengan adil sesuai hukum yang berlaku.
Jeongno harus menghabiskan sisa waktu pensiunnya di dalam tahanan, Jide yang juga harus pasrah menerima bahwa dirinya tinggal di dalam tahanan selama sisa hidupnya.
Sedangkan ibunya Seungan tidak bertahan, ketika bulan kedua di dalam tahanan ibunya Seungan memilih untuk mengakhiri hidupnya, ia selalu saja merasa bersalah atas yang terjadi pada anaknya, ia bahkan merindukan putranya Choi Seungan itu.
Setelah mendengar kepergian ibunya Seungan membuat Wonyou dan Hanyin ikut berduka dan menangis, karena mereka sudah menganggap beliau sebagai keluarga mereka sendiri.
©
"Kapten?" Panggil Seoklan ketika melihat Wonyou melamun.
"Ya, ada apa?"
Wonyou telah diangkat sebagai kapten di tim investigasi kriminal setelah sebulan kepergian Seungan.
"Kita harus segera ke tempat pertemuan, yang lain telah menunggu disana"
Wonyou bangkit dari kursinya, dan pergi bersama Seoklan menuju tempat pertemuan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh delapan orang, yaitu Hanyin, Wonyou, serta Seoklan dan Chanri yang merupakan anggota baru di tim investigasi kriminal.
Disana juga ada Soongu dan Seungli yang merupakan anggota baru di tim forensik.
Bahkan ada Junil dan Mingar yang merupakan pemilik tempat dimana mereka mengadakan pertemuan, mereka berdua adalah kenalan dari Hanyin.
Mereka berdelapan mengadakan pertemuan untuk mengingat setahun kepergian rekan-rekan mereka yang telah dianggap seperti keluarga sendiri, yaitu Seungan, Mingon, dan Jixa.
Meski mereka bertiga tidak bersama mereka lagi didunia ini, mereka semua selalu mengingat jasa dan kenangan yang diberikan dari ketiganya.
"Hei dokter Kwon, anda memiliki kebiasaan buruk saat minum-minum!" Chanri yang duduk tepat disebelah Soongu berusaha keluar dari genggamannya.
Seungli mencoba menyadarkan Soongu dengan menepuk pelan pipi kanan Soongu.
"Dokter Kwon, sadarlah, dok, sadarlah"
Soongu mengumamkan sesuatu yang tidak jelas.
Mingar : "Seseorang tolong sadarkan dia!"
"Sungguh buruk" Junil tertawa melihatnya.
"Yak, dokter Kwon! Kenapa jadi saya yang kena?!" Seoklan meninggikan suaranya ketika tiba-tiba Soongu menghampirinya dan mencoba menciumnya, namun untungnya keburu kening Soongu ditahan oleh telapak tangan Hanyin.
"Sebaiknya biarkan dia istirahat di ruangan lain"
"Biar saya saja yang mengantarnya ke ruangan lain" Mingar mengusulkan diri.
"Aku akan membantumu, Mingar"
Mingar mengangguk mendengar perkataan dari Wonyou, mereka berdua memapah Soongu ke ruangan lain, dan mengistirahatkan dirinya di sofa besar disana.
Mingar menepuk pundak Wonyou untuk menyemangatinya. "Anda telah bekerja keras hari ini, kapten!"
Wonyou tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih"
Malam itu mereka melanjutkan dengan berbincang satu sama lain, entah bernostalgia, pembicaraan acak, bernyanyi-nyanyi, atau pun bermain game, sembari mereka minum bersama.
- E.N.D -
#fanfiction #misteri #pembunuhan #detektif #thiller #aksi #violence #BSide