- Bad Side - [Bagian 10]
Suasana tim investigasi kriminal berduka atas kehilangan salah satu rekan mereka yaitu Kim Mingon.
Di tempat berduka, kerabat, teman, serta rekan kerja dari Kim Mingon berdatangan untuk mengucapkan salam perpisahaan terakhir kalinya pada Mingon.
Ibunya Seungan juga hadir, dan sedang berbicara dengan orang tua dari Mingon, Wonyou, dan Hanyin.
Setelah pemakaman Mingon, Seungan meminta Wonyou dan Hanyin untuk datang ke rumahnya.
Di ruang tamu, terdapat Seungan, Wonyou, Hanyin, dan ibunya Seungan.
Hanyin dan Wonyou merasa bingung, kenapa kapten mereka itu tiba-tiba meminta mereka berdua datang ke rumahnya dan disana ada ibunya juga.
Wonyou bertanya dengan hati-hati. "Kapten, sebenarnya ada apa?"
"Saya akan menjelaskan semuanya pada kalian berdua, karena bukti belum begitu kuat, jadi saya meminta bantuan kerjasamanya dengan kalian"
Hanyin dan Wonyou berantisipasi atas ucapan Seungan berikutnya yang akan di katakan pada mereka berdua.
Seungan mulai menjelaskan semuanya dari awal mula kejadian hingga akhir pada mereka.
Hanyin : "Kapten, tapi ini sedikit tidak masuk diakal"
"Saya tau, tapi bukti itu adalah nyata, kita hanya perlu menangkapnya, dan membawa Yoon Jeongno serta Hong Jide juga ke pengadilan sebagai saksi"
Hanyin : "Tapi yang membunuh Jixa adalah Hong Jide, kenapa dia.."
Ibunya Seungan menyela. "Saya yang akan bertanggung jawab atas kejadian itu, nak, saya pantas menerima hukumannya"
Wonyou merasa sedih, meski begitu ia juga telah menganggap keluarga dari rekan-rekannya seperti keluarganya sendiri.
Hari itu, setelah mengetahui kebenarannya, mereka bertiga melancarkan aksinya mencari keberadaan pelaku untuk menangkapnya.
Hanyin mencoba melacak lokasi dari ponsel Seungan yang kemungkinan di curi oleh pelaku sebelum kematian Kim Mingon terjadi.
Lokasi ditemukan, mereka bertiga pergi menuju kesana menggunakan mobil milik Seungan.
Setiba disana, mereka berhadapan dengan pelaku yang telah berhasil membunuh korban lainnya, ia menatap mereka dengan senyuman liciknya.
"Kalian cepat juga ya" Pelaku menoleh ke arah Seungan. "Sepertinya kau telah mengingat semuanya"
"Hentikan pembunuhan ini, dan serahkan dirimu"
"Menyerahkan diri? Itu tidak bisa terjadi, bagaimana pandangan dunia jika melihat dua orang yang sama dengan hanya berbeda umur saja berada di tempat yang sama? Bukankah itu tidak masuk akal?"
"Lalu bagaimana bisa kau berada disini?"
"Jangan tanyakan padaku, aku pun juga tidak tau bagaimana bisa aku berada di masa depan, mungkin.." Pelaku menunjuk ke arah Seungan. "..Semua karena kau yang lupa ingatan dan melupakan segala kejahatan keji yang telah kau perbuat, aku datang kesini mencoba mengingatkan kau dan yang lain tentang betapa kejamnya dirimu!" Pelaku tertawa.
Selagi Seungan berbicara dengan pelaku, Wonyou dan Hanyin pergi berpencar untuk menangkap pelaku.
Namun sesaat pelaku ingin di ringkus, ia berhasil menghindari keduanya. "Kalian berdua sungguh licik menangkapku secara diam-diam, haruskah aku membunuh kalian juga?"
"Cukup omong kosongmu!"
Perkataan Seungan, mengalihkan pelaku menatap ke arahnya.
"Omong kosong?" Pelaku menatap Seungan dengan tatapan mengejek. "Hah! Hidupmu memang penuh dengan omong kosong, Choi Seungan!"
Dengan gerakan cepat, pelaku berhasil melukai kaki Wonyou dan tangan Hanyin dengan senjata tajam di tangannya, mereka berdua pun meringis kesakitan.
"Kau lihat? Bagaimana rasanya?"
"Hetikan semuanya, sialan!"
Seungan langsung menembakan peluru dari pistol yang di genggamnya kepada pelaku yang hampir mencoba melukai Hanyin dan Wonyou lagi.
Pelaku tertembak dari bagian depan tubuhnya, akibatnya pelaku langsung tersungkur jatuh kebelakang, darah mengalir sekitar tubuhnya.
"Kau.. kau benar-benar gila" Pelaku tertawa sebelum akhirnya ia menutup kedua matanya.
Hanyin dan Wonyou tertegun melihat kejadian tersebut, namun mereka semakin terkejut ketika melihat tubuh Seungan akhirnya jatuh tersungkur kebelakang juga.
#fanfiction #misteri #pembunuhan #detektif #thiller #aksi #violence #BSide