- Bad Side - [Bagian 5] Jixa baru saja membeli beberapa kebutuhannya dari minimarket, ia berjalan di gang yang sepi menuju rumahnya. Pakaiannya masih rapi, sebelum ia mampir ke minimarket dirinya sehabis pulang bekerja di rumah sakit. Sebenarnya Jixa sendiri merasa was-was untuk melewati gang sepi seperti ini, tetapi hanya ini jalan terdekat satu-satunya untuk menuju ke rumahnya. Kakinya terhenti melangkah ketika dirinya mendengar sebuah teriakan seseorang yang terdengar seperti tertahan sesuatu. 'Apa aku salah mendengar?' Jixa melanjutkan perjalanannya, namun reflek berhenti lagi ketika ia mendengar sebuah hantaman cukup keras. Ia perlahan dengan langkah hati-hati mendekati sumber suara tersebut, disana ia melihat seseorang sedang menusuk berkali-kali pada tubuh yang tergeletak di tanah. Jixa dengan cepat mencoba menghubungi kenalannya yaitu Hanyin, mereka dekat karena sering bertemu dalam pekerjaan. "Halo?" Panggilan telah di angkat oleh Hanyin, namun Jixa merasa takut untuk berbicara, jika ia bersuara, pelaku pembunuhan disana pasti mendengarnya. "Jixa? Hei, sebenarnya ada apa kamu menghubungiku?" "Cek lokasiku!" Jixa berkata dengan cepat, setelah melihat pelaku berjalan menuju ke arahnya, ia segera berlari dari sana, dirinya bahkan meninggalkan kantung belanjaannya akibat merasa panik di kejar oleh pelaku. "Apa? Kenapa aku harus mengecek lokasimu? Halo? Jixa?.." Panggilan terputus sepihak oleh Jixa, membuat Hanyin merasa ada sesuatu yang tidak beres, jadi dirinya langsung meminta rekannya yang bertugas malam ini untuk mengecek lokasi Jixa. Setelah mendapatkan lokasi terakhir Jixa, Hanyin menghubungi Mingon, Wonyou, dan Seungan untuk memberitahu mereka tentang hal tersebut. © Mungkin jika mereka berempat terlambat datang sedikit lagi saja, nyawa Jixa juga akan berakhir sama seperti korban sebelumnya. Jixa yang ditemukan oleh mereka terbaring sekarat segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans yang di hubungi sebelumnya oleh Wonyou. Ketika mereka tiba disana, mereka memang melihat pelaku masih berada disana, Mingon dan Seungan bahkan sempat mengejar pelaku, namun pelaku berhasil kabur dan mereka kehilangan jejak dari pelaku. Soongu yang mendengar berita tentang Jixa rekannya yang mengalami kejadian tersebut segera datang ke rumah sakit. Dokter yang menangani Jixa keluar dari ruangan. "Bagaimana dok?" Tanya Soongu khawatir. "Dokter Lee, sudah melewati massa kritisnya, dia baik-baik saja sekarang, kalian sudah bisa menjenguknya nanti, dan saya menemukan ini di kepalan tangan dokter Lee" Dokter itu memberikan sesuatu pada Seungan. Hanyin yang melihat juga berkata. "Itu seperti logo seragam sekolah, kapten" "Logo seragam sekolah? Jadi maksudnya pelaku tadi yang mencelakai Jixa masih anak sekolah?" Mingon bertanya. Wonyou : "Meski pelaku menggunakan jaket, jadi aku tidak begitu melihat seragam sekolah yang dikenakannya, tapi dari postur tubuh pelaku memang terlihat masih muda" "Kalian melihat wajahnya?" Ketiga detektif itu menggelengkan kepalanya dengan kompak. "Tidak, kapten" Matahari sudah muncul tetapi Jixa masih belum sadarkan diri, Soongu yang sebenarnya masih ingin menjaga Jixa di ruangannya tetapi dirinya harus pergi bekerja. Di depan ruangan Jixa, ada Mingon dan Hanyin sedang duduk di kursi koridor rumah sakit, mereka di minta Seungan untuk menjaga Jixa, berantisipasi jika pelaku kembali menyerang Jixa. Seungan dan Wonyou akan pergi ke kantor tetapi Seungan tiba-tiba menerima panggilan dari rekan yang bertugas bahwa ada korban lagi yang ditemukan seorang warga di jalan xxxx itu adalah lokasi dimana tempat Jixa melihat pelaku pada malam hari. Dikarenakan Jixa tidak dapat bertugas hari itu, jadi hanya Soongu dan beberapa rekan tim forensik yang membantu menyelidiki tubuh korban di TKP. "Darah ini milik korban setelah terkena hantaman keras di kepala bagian depannya, beberapa tusukan di tubuhnya, dan luka berbentuk bunga di lehernya" #fanfiction #misteri #pembunuhan #detektif #thiller #aksi #violence #BSide