Aku mengucapkan salam, lalu, ku dengar dari sebrang sana, suara tangis histeris terdengar bersahutan. Jantungku berdebar cepat, ada apa ini?
Lalu, hal yang tak pernah kuduga itu terdengar di telingaku. Kabar yang sangat meremas hatiku. Mendengar kabar tersebut, aku langsung bersiap dengan cepat dan meninggalkan rumah menuju tempat Bundanya.
Disana, rumah sakit itu, aku ingat sekali. Aku berlari di koridor menuju ruangan itu. Di ruangan tersebut, banyak orang berkumpul, menangisi sosok yang ditutupi kain putih itu. Kakiku bergetar hebat, tangisku ditahan mati-matian. Dengan tangan yang dingin, aku membuka perlahan kain putih itu. Wajah itu membuatku berteriak hingga hampir saja pingsan. Ya, dia, dia yang pergi. Dia yang meninggal kala itu. Aku tak karuan menahan rasa sesak. Aku tak menyangka semua itu bakal terjadi dengan cepat. Aku tak menyangka, dia yang diambil nyawanya. Aku sungguh tak menyangka ini semua.