Malam itu, setelah berbicara panjang lebar, mereka memutuskan untuk memberi jarak, berjanji untuk mencoba mencari jalan kembali satu sama lain. Namun, seiring berjalannya waktu, jarak yang mereka pilih malah semakin melebar. Setiap kali mencoba untuk memperbaiki hubungan mereka, perasaan yang dulu ada semakin memudar, tertutup oleh kebisuan yang kian menjerat. Bulan demi bulan berlalu, dan satu hari, Lina memutuskan untuk meninggalkan rumah itu. Fajar menemukannya di pagi hari, berdiri di depan pintu dengan koper di tangan, siap untuk pergi. "Apakah ini yang terbaik?" tanya Fajar, suaranya hampir tak terdengar. Lina hanya tersenyum pahit. "Mungkin ini jalan yang harus kita ambil, Faj. Aku ingin menemukan kembali diriku sendiri." Tanpa kata-kata lebih lanjut, Lina pergi. Fajar hanya bisa berdiri di sana, terdiam, merasa seolah seluruh dunianya runtuh.