/Memperhatikan penyampaian game oleh rekan saya dengan seksama ; tersenyum simpul lantas membenarkan lembaran kertas ; mengatur nafas perlahan ; kembali menatap kamera dengan tersenyum hangat ; mendekatkan mic ke arah bibir/ Maurits Dave speaking here . . . Sebelum mengakhiri podcast pada malam hari ini, izinkan saya untuk menyampaikan kesimpulan dari materi yang telah kami sampaikan. Bahasa isyarat adalah salah satu media komunikasi utama bagi penderita tunawicara dan tunarungu di seluruh dunia dengan memanfaatkan elemen visual seperti gerakan tangan, orientasi tubuh, dan ekspresi wajah. Meskipun terdapat berbagai bahasa isyarat, termasuk Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI), keterbatasan kemampuan masyarakat umum dalam bahasa isyarat menimbulkan tantangan signifikan bagi komunikasi yang efektif antara mereka para penderita tunarungu atau tunawicara dengan orang normal yang tidak mengerti bahasa isyarat. Bahasa isyarat dan bahasa lisan memiliki perbedaan secara persepsi dan modalitas. Sifat khas bahasa isyarat sebagai bentuk komunikasi visual-gestural yang membedakannya dengan bahasa lisan, yang bersifat lisan-auditoris. Hal ini menekankan pentingnya bahasa isyarat bagi komunitas tunarungu dalam memfasilitasi komunikasi dan pertukaran informasi, khususnya dalam konteks internasional. Dalam menyebut nama orang juga, biasanya dilakukan dengan huruf kapital atau nama panggilan yang dikenal. Dengan mempelajari tentang percakapan dasar terutama pada ekspresi-ekspresi dasar ini sangat berguna untuk membantu dan memudahkan kita untuk berinteraksi dengan teman teman yang memiliki keterbatasan mendengar (tunarungu) dan keterbatasan berbicara (tunawicara). Penggunaan bahasa isyarat dalam nominal angka ataupun uang dapat dilakukan dengan mengangkat jari sesuai angka yang ingin diekspresikan. Itulah tadi kesimpulan yang dapat saya sampaikan. Semoga materi kali ini bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih telah meramaikan podcast malam ini, saya dan rekan rekan saya pamit undur diri. Selamat malam dan sampai jumpa. /Meletakkan kertas materi di atas meja ; menatap kamera sembari tersenyum hangat/