Suatu malam, ketika Fajar pulang lebih awal, ia melihat Lina duduk di balkon, menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Fajar duduk di sampingnya, mencoba memulai percakapan, namun Lina hanya tersenyum kecil, matanya kosong.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Fajar pelan.
Lina menghela napas panjang, menatap Fajar. "Aku merasa kita mulai jauh, Faj. Semua yang kita impikan, rasanya semakin jauh. Aku merasa kesepian meski kita tinggal satu atap."
Fajar terdiam, kata-kata itu menusuk hatinya. Ia tahu, perasaan itu tidak muncul begitu saja. Mereka telah lama tidak benar-benar berbicara, tidak pernah lagi mengungkapkan perasaan mereka yang semakin terkubur di balik rutinitas.
"Aku tidak ingin kehilanganmu," kata Fajar akhirnya, suaranya hampir berbisik.
Lina menunduk, air mata mulai mengalir di pipinya. "Tapi kita sudah kehilangan sesuatu, Faj. Kita kehilangan diri kita sendiri."