πππππ: -
πππππ: TEENFICTION
πππππππ: VEE GALARENTH
"Sudah dibayar sama Nak Malik."
Jennaya menghela napasnya. Ini bukan pertama kalinya Malik si kakak senior yang terkenal ramah melakukan hal ini. Entah apa yang ada di kepala kakaknya kelasnya itu selalu mentraktir makan secara diam-diam dan anehnya, Malik malah datang ke rumahnya dan menagih kembali uang ia keluarkan untuk mentraktir Jennaya. Malik selalu menyebutnya sebagai hutang. Sampai-sampai abangnya Jennaya tidak enak hati dengan Malik karena adiknya setiap hari mengutang. Padahal Jennaya tidak pernah meminta Malik untuk membayar makanannya.
Jennaya kemudian tersenyum simpul ke pada wanita yang sering dipanggil 'Budhe' tersebut kemudian memutuskan untuk meninggalkan kafeteria dan menuju lapangan sekolah karena biasanya Malik bermain basket disana dan benar saja, Jennaya mendapati Malik yang sibuk dengan bola basketnya.
Hari ini sangat terik namun angin berhembus sepoi-sepoi sesekali menyapu rambut ikal Malik hingga memperlihatkan dengan jelas setiap garis wajahnya yang benar-benar menawan. Sinar matahari menyoroti wajah Malik yang membuat Malik tidak terlihat seperti manusia. Malik memang salah satu karya terbaik Tuhan. Bagaimana setiap wajah Malik disusun dengan begitu yang indah. Alis mata yang hitam, hidung mancungnya serta sorot matanya yang berbahaya dan mematikan.
Jennaya menarik kembali kesadarannya dia bahkan sampai memukul kepalanya dua kali. Kenapa dia malah memperhatikan Malik?
Malik baru saja mencetak skor baru, pria itu tampak menyeringai puas dengan hasil yang ia dapatkan bahkan teman-temannya memuji keahlian Malik dalam bermain basket. Namun sepertinya Malik menyadari kehadiran Jennaya karena Malik sekarang menjatuhkan netranya tepat pada sosok Jennaya hal ini membuat Jennaya sedikit gelagapan ketika dia menyadari sorot mata setajam elang itu kini bertemu dengan bola mata hitam legamnya.
Jantungnya berdebar.
Jennaya memberanikan diri untuk memaju langkah lebih dekat ke Malik. Jennaya mengigit bibir bawahnya, memejamkan matanya sejenak dan meyakinkan dirinya bahwa ia harus melakukan ini. Kemudahan Jennaya mengelurkan beberapa lembar uang kepada Malik.
"Kak, ini uangnya aku kembalikan. Kakak tidak perlu merepotkan diri untuk membayar makanan aku, terima kasih."
Jennaya menelan salivanya susah payah ketika mendapati tatapan Malik menajam. Tangan Jennaya mulai berkeringat dingin ketika Malik menatapi uang yang ada di tangannya dengan sangat lama.
Apakah Malik tersinggung?
Malik akhirnya menerima uang tersebut kemudian langsung berpaling dan kembali berlari kecil sambil menantulkan bola basketnya.
"Dasar gadis bodoh."
#ππ‘πΓππππ 1π« #CeritaBerepisode