ㅤ“Anak yang selalu lo salahin atas kematian Jeanna itu penderita disleksia. Dan bahkan kondisi mental dia sendiri enggak stabil karena masalah keluarga. Stop buka suara tentang hal yang sama sekali belum bisa lo cerna.” Jelaga, dengan kondisi sebegitu berantakan menghadap ke luar kaca berembun sembari memandangi jalanan sepi di luar sana. Bayang-bayang Jeanna masih berkeliaran di kepalanya. Bagaimana ia bicara, bercerita, tertawa, masih terekam jelas dalam memori Jelaga. Barang sejenak berlapang dada pun masih belum mampu rasanya. Jeanna terlalu berharga untuk dilupa.