Forwarded from Bad Side
- Bad Side - [Bagian 6]
"Waktu kematiannya?"
"Melihat kondisi tubuh korban waktu kematian korban sekitar pukul 9 malam"
"Tidak lama dari jam segitu bukankah Hanyin menghubungi kita, kapten?"
"Berarti korban ini yang di lihat oleh Jixa, saat pelaku melakukan pembunuhan terhadap korban"
Soongu : "Lokasi ini juga tidak begitu jauh dari rumah Jixa"
"Jadi sudah di pastikan pelaku mengejar Jixa karena Jixa menjadi saksi pembunuhannya di tempat ini, ia ingin membunuh Jixa juga malam itu, namun digagalkan oleh kedatangan kita"
Tubuh korban di bawa oleh tim forensik ke rumah sakit, Seungan dan Wonyou pergi menyelidiki kasus tersebut di area sekitar sana.
©
"Direktur Choi?" Sekretaris mengetuk ruangan ibunya Seungan.
"Masuklah"
Sekretaris itu bernama Hong Jide, ia melihat atasannya terlihat frustasi.
"Anda menerima amplop ini dari kurir pengiriman lagi, direktur Choi"
"Lagi? Apa maksud orang yang mengirim itu padaku? Kenapa dia mengirim berkas berisi foto-foto sialan itu kemarin?! Apa ada yang mencoba mengancamku? Apa mereka meminta uang?! Kenapa tidak langsung saja bilang jika mereka menginginkan uang! Mana amplop itu? Aku ingin lihat apa lagi yang dia kirim kali ini"
Jide memberikan amplop yang di tangannya tersebut pada direktur Choi.
Ketika amplop di buka oleh direktur Choi, disana hanya terdapat sebuah kertas bertulisan yang membuat direktur Choi terkejut, dan segera menutup kertas tersebut.
"Sialan, ini tidak mungkin"
Direktur Choi mencengkram rambutnya dengan frustasi. "Tapi tulisannya, tulisannya benar-benar mirip dengannya"
Jide yang merasa khawatir, bertanya. "Direktur, anda baik-baik saja?"
"Jide, kamu harus membantu saya"
"Ya, direktur, saya akan membantu anda apapun itu"
Dering ponsel Seungan terdengar ketika ia dan Wonyou masih mengunjungi salah satu kerabat korban yang tinggal tidak jauh dari TKP, melihat yang menghubunginya adalah Mingon, ia langsung meminta waktu sebentar untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Ada apa, Mingon?"
"Kapten, anda harus segera ke rumah sakit sekarang"
Mendengar nada suara Mingon yang terdengar panik, ia merespon. "Baiklah, saya dan Wonyou akan segera ke sana"
Seungan mematikan panggilan di ponselnya, ia memberitahu Wonyou untuk segera pergi ke rumah sakit, lalu mereka berdua berpamitan pada kerabat korban tersebut.
Sesampai di rumah sakit, mereka ke ruangan Jixa dimana Jixa di rawat, namun tidak menemukan siapapun disana.
"Hei" Seungan menghentikan seorang perawat yang lewat. "Dimana dokter Lee? Dia tidak ada di ruangannya"
Wajah perawat itu berekspresi sedih setelah mendengar pertanyaan Seungan. "Dokter Lee dinyatakan meninggal setelah kehabisan oksigen"
Wonyou dan Seungan mendengar berita tersebut, mereka langsung pergi ke kamar mayat berada.
Disana sudah ada Soongu dan Mingon yang menangis serta Hanyin yang berjongkok di sebelah Mingon dengan ekspresi menyesal.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa hal ini bisa terjadi? Bukankah dokter berkata Jixa sudah baik-baik saja sebelumnya"
"Maafkan saya, kapten, jika saya tidak pergi ke toilet, hal ini tidak akan terjadi"
Seungan menatap Hanyin. "Apa maksudmu?"
"Mingon berkata ketika saya pergi ke toilet, sebelum Jixa ditemukan hampir kehabisan oksigen oleh perawat yang ingin mengganti infus, sebelumnya ada seorang dengan pakaian dokter yang memasuki ruangan tersebut"
Mingon : "Maafkan saya, kapten, ini salah saya, jika saja saya tidak membiarkan orang itu masuk ke ruangan Jixa, hal ini tidak akan terjadi"
"Apa kamu melihat wajahnya, Mingon?"
"Tidak, Wonyou, aku tidak melihatnya, dokter palsu itu memakai masker, kami sudah mengecek CCTV rumah sakit, tapi tidak ditemukan jejaknya, sepertinya pelaku sudah mengetahui letak posisi CCTV di rumah sakit ini, dan pelaku berhasil menghindarinya"
Hanyin : "Perawat sudah berusaha menangani Jixa yang hampir kehilangan oksigen, namun tetap tidak tertolong, sekarang Jixa telah tiada, dan kita kehilangan saksi mata tentang pelaku, kapten"
#fanfiction #misteri #pembunuhan #detektif #thiller #aksi #violence #BSide