"HANNNN!"
Han yang sedang khidmat memandang sendal di masjid setelah subuhan sambil menyusun rencana mau mencomot yang mana, tiba-tiba dikagetkan oleh seseorang, "YA ALLAH ADA SETAN!"
"Sembarangan, gue aduin mama nih ye?"
Ia langsung tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya, "Hehe, jangan gitu bang. Lagian bang Brian ngapain teriak-teriak manggil gue?"
"Itu loh, temen-temen lo yang 7 orang biasanya kalo siang kerjaannya ngapain? Nganggur doang kan ya?"
"Ho'oh, gak ada kerjaan mereka."
Sorot mata Brian– alias abangnya Han– berbinar, "Wah! Mantep nih. Anak SD 08 yang pesantren kilat disini nanti mau ujian, nah kita butuh banyak bantuan buat nilai dan pantau itu bocil-bocil."
Han hanya mengangguk sambil membatin, Waduh! pasti nambah kerjaan.
"Mau gak temen lo bantu urus anak-anak pesantren nanti? Mulai dari jam 9 kok, sampe jam 3." Tanya Brian.
"Aduh gimana ya bang, mereka emang sering gak ada kerjaan, tapi kayaknya kalo buat nanti me–"
"Ada bayarannya kok, tenang aja." Tukas Brian sambil mengedipkan sebelah matanya.
Senyum Han langsung mengembang, dengan semangat ia menjawab, "Oke! Ntar gue bilang sama anak-anak. Thank you tawarannya bang!"
Tidak jadi nyolong sendal, Han buru-buru pulang ke asrama buat mengabarkan para mate-nya.
"ASSALAMUALAIKUM– lah, kok sepi?"
Semangatnya Han be like :
Dari 📈📈, menjadi 📉📉.
"HEH KALIAN KOK PADA TIDUR LAGI? GAK SHOLAT SUBUH DULU APA??!" Teriak Han di tengah asrama sambil berkacak pinggang.
Namun naas, tidak ada yang menyahut walaupun suara Han sudah mengalahkan volume toa masjid.
"Kenapa teriak-teriak, kak Han?" Jeongin muncul dengan wajah khas bangun tidur, tetapi anehnya, ia memakai sarung dan peci.
"Loh, dari mana, Jeong? Kok pake sarung?"
"Abis sholat, tapi ketiduran pas sujud hehe."
"Tolong bangunin anak-anak yang lain dong, ada job nih!" pinta Han.
Felix yang sebenarnya dari tadi sedang bermain Cooking Mama di kamarnya sambil menguping percakapan Han, tiba-tiba nongol.
"JOB APA? DIMANA? KAPAN? GAJINYA BERAPA? BANYAK GAK? MAU DONG!"
Han langsung memasang muka julidnya, "Idih giliran job aja kenceng lo. Nanti gue jelasin, sekarang bangunin yang lain dulu."
"Mending via chat aja deh kak, mereka kalo udah masuk kamar mau gempa bumi juga gak akan mau disuruh keluar lagi." Jelas Jeongin sambil kembali masuk ke kamarnya.
Han hanya mengangguk, beda dengan Felix yang malah merengek sambil berlendot di lengan Han.
"Ih kasih tau ke gue duluan dong! Gue pengen kerja nih, lagi butuh duit buat beli oven baru. Yang lama dirusakin Changbin."
Dengan tidak pedulinya, Han langsung berlari ke kamarnya. Membiarkan Felix sendirian di luar sambil memasang muka bebek.