"HEH, LO JANGAN MACEM-MACEM YA!"
"APA SIH PELIT AMAT."
"INI MAKANAN PUNYA GUE!"
"MINTA DIKIT DOANG AH!"
"DIKIT BIJI BAPAK LO MELETUS, GUE TENDANG LO YA."
"DASAR TUA!"
"LO SAMA GUE BEDA SETAHUN DOANG, ANJIR!"
Matahari bahkan belum menyingkap selimutnya, tetapi Felix sudah terbangun dan mendapati kedua temannya sedang ribut pasal makanan.
"Apa sih ribut kok di depan makanan, Tuhan lo marah nanti." Tukas Felix masih setengah melek berdiri sempoyongan di depan pintu kamar.
Han dan Changbin terkaget latah karena suara Felix yang mengintimidasi mereka, "GUE KIRA SETAN, SUARANYA SEREM BANGET."
"Loh, Felix, kok bangun?" Tanya Chan, wajahnya terlihat kusut, mungkin sudah lelah menghadapi dua sejoli tadi.
Felix menggeleng, "Kebangun," koreksinya. Melihat teman-temannya makan dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, Felix berinisiatif, "Kalian lagi sahur, kan? Gue mau ikut puasa juga, boleh nggak?"
"BOLEH BANGET MA BROO," Han menggeret tubuh Felix untuk duduk di kursi kosong, "Tuh martabak tadi malem masih sisa dua, dimakan ya yang lahap. Biar gue gak tergoda lo terus gimana kalo tiap hari lo ikut puasa aja, Lix?"
"Punya niat terselubung lo ya."
Hyunjin yang nyawanya baru selesai terkumpul menyahut, "JANGAN LUPA BACA NAWAITU YA, LIX."
Dirinya mendapat tabokan di mulut oleh yang paling muda, "Gak sekalian aja lo suruh baca syahadat, kak."
"OH IYA, IDE BAGUS. Yuk, Lix, pelan-pelan bisa yuk. Asyhadu..." celetuk Hyunjin, yang segera dihadiahi tendangan di tulang kering dari sang empu, membuat Hyunjin menggigit kepalan tangannya untuk menahan teriak pilunya.
Chan menengahi, "Udah ah, selesein makannya, terus cuci piring. Felix, kamu yakin mau ikut puasa?" Tanyanya, Felix menjawab dengan anggukan pasti.
"Iya, mas. Mau ikut kalian ngerasain nahan laper seharian itu gimana."
Seungmin menepuk-nepuk pundak Felix bangga, "Kuat ya, Lix, gak boleh minum juga loh."
"Gue mah gak kayak Hyunjin."
"KOK GUE??!" Hyunjin sudah mengaba-aba siap bertarung menghampiri Felix, namun kerah belakang piyamanya ditarik oleh oknum tak bertanggung jawab.
"Banyak cakap kau, cuci piring dulu terus siap-siap subuhan." Ujar Changbin membawa piring kotor miliknya di tangan. Hyunjin mencebik kesal, namun menuruti perkataan yang lebih tua.
"Wes, sing akur toh. Koncoan kok seneng'e gelut. (Udah, yang akur dong. Temenan kok senengnya berantem.)" Celetuk Chan sambil memijat pelipisnya.
"Besok kirim aja ke penangkaran satwa liar, mas. Capek gue liat Hyunjin." Felix ikut menyahuti.
"GUEEE LAGIIIII."