ㅤㅤ
ㅤㅤMalam itu, aku dan dia duduk di balkon kamarku sambil memandang lampu lampu indah yang menggantung di setiap rumah di sekitar perumahanku. Selama beberapa menit aku hanya menikmati pemandangan indah yang telah terpapar di depanku, dan tentunya di sampingku.
ㅤㅤ"Ca.." Panggilnya dengan suara yang saat ini menjadi suara favoritku, lalu menatapku.
ㅤㅤAku menatapnya. Hanya menatapnya sampai ia membuka suara lagi.
ㅤㅤ"Lagi-lagi hubungan aku dan kamu selesai di luar rencana ya, Ca? Mungkin dunia memang belum bersedia mengizinkan kita untuk saling mengisi suka cita," Ia mengarahkan pandangannya ke depan sambil tersenyum kecil.
ㅤㅤAku tersenyum sambil menahan tangisku. Aku ikut mengalihkan pandanganku ke depan. Saat itu juga memoriku bersamanya terputar kembali, kembali ke masa dimana aku dan dia pernah menjadi dua orang yang paling bahagia.
ㅤㅤ"Kita pernah jadi dua orang yang paling bahagia, Kak. Kamu masih dan akan selalu menjadi seseorang yang paling membuatku bahagia," Kataku dengan suara yang terdengar dipaksakan untuk tidak menangis.
ㅤㅤIa mendekat kepadaku lalu mendekapku ke dalam pelukan yang selalu menjadi tempat ternyamanku, mengusap pucuk kepalaku dengan lembut. Aku membalas pelukannya dan segera meluapkan tangisanku di sana.
ㅤㅤ"Jika kamu bilang aku telah membuat bahagia, maka kamu pantas untuk dibuat lebih bahagia. Walaupun aku harus menelan derita kenyataan bahwa kamu bukan lagi kepunyaanku, Ca," Jawabnya dengan tetap di posisinya.
ㅤㅤ"Kamu keliru, Kak. Aku disini dan aku akan selalu jadi kepunyaanmu. Aku enggak pernah pergi bahkan sehari pun setelah kita mengakhiri semuanya," Jawabku sambil menatapnya dengan kondisi mata yang tidak bisa aku sembunyikan lagi.
ㅤㅤ"Semoga kisah kita akan selalu menjadi hal paling manis bila masuk ditelinga dan paling istimewa bila dijelaskan kata-kata. Aku sayang kamu, karena itu aku nggak akan pernah selesai mendoakan keselamatanmu," Ia menatapku sambil tersenyum dan memegang bahuku, lalu melanjutkan kalimatnya.
ㅤㅤ"Terimakasih atas semua cinta dan kasih sayang seindah nabastala, kamu perempuan terbaik yang pernah aku temui. Sampai kapanpun, tempat paling istimewa dihati akan selalu diduduki oleh kamu, Ca," Katanya dengan tatapan sendunya dan suara yang sedikit lebih serak daripada sebelumnya.
ㅤㅤAku tersenyum mendengar semua yang ia bicarakan lalu memeluknya dengan erat. Mengistirahatkan diriku di dekapannya, di tempat yang masih dan akan selalu menjadi tempatku untuk pulang. "Aku sayang kamu, dav," batinku.
ㅤㅤSekarang aku di sini, di jalan yang sama sekali tak ada penghuni, masih memiliki perasaan yang sama untuk orang yang sama. Menurutku cerita aku dan dia terlalu istimewa jika diceritakan dengan sederhana dan diungkapkan dengan beberapa kata. Karena cerita yang dibuat oleh orang yang istimewa, akan selalu jadi istimewa. Dimana pun dan Kapan pun itu diceritakan.
ㅤㅤ