Berseteru dengan asa hingga jiwa menjadi semu. Bara cemburu membelenggu dua insan yang sudah lama tidak menyatu. Deru nafas yang tadinya teratur sudah berpacu dengan terburu. Kala itu aku berseru, hingga lembayung merapah untuk bertemu dengan si bulan biru. Romansa yang kian meradang bercampur dengan sedu. Serapah aku kumandangkan dibalik temaram lampu, dan dibalik selaksa rasa pun aku turut mengadu. Mengapa saat itu, mencintaimu harus terasa begitu pilu?
β π―