Ruenza:
/Mengambil potongan daging yang sudah dimasak tadi oleh Ajian dan Kenzie; membuka layar handphone dan buka gallery; melihat foto-foto saat MaveForce baru saja dibentuk/ Kadang gua mikir, gimana ya rasanya kalau dulu gua sama kalian nggak mulai band ini? Kita bener-bener mulai dari nol banget, cuma modal mimpi sama gitar pinjeman. Nggak ada yang nyangka kan, perjalanan bakal sejauh ini. Tapi di balik panggung, ada cerita obrolan tengah malam, ngopi sambil ngejokes receh, bahkan debat-debat kecil yang kadang bikin kita kesel.
Dhafian:
/Ambil minuman yang ada diatas meja; menyandarkan kepala kebangku; mendengar ucapan Ruenza/ Haha iya bener juga ya. Gua sadar, band ini nggak cuma soal musik atau panggung gede. Ini soal keluarga, bro. Kita saling backup pas yang lain down, saling dorong buat jadi versi terbaik dari diri sendiri.
Ajian:
/Mendengarkan Dhafian dan Ruenza; kekeh; merangkul Kenzie dan Bbie/ Kadang, gua inget lagi momen-momen pas kita baru mulai. Main di garasi, suara fals, drum bekas yang nyaris patah, tapi rasanya seru banget. Kita nggak peduli soal apa kata orang, yang penting main musik bareng. Terus waktu kita mulai manggung kecil-kecilan, dibayar cuma nasi kotak, atau malah kadang cuma tepuk tangan. Tapi kita tetep gas, karena kita tahu ini bukan soal duit, ini soal mimpi.
Kenzie:
/Membiarkan Ajian merangkul bahuku; mendengarkan topik malam ini; melanjutkan pembicaraannya/ Dan lo tau yang paling keren? Kita nggak pernah ngerasa jalan sendiri. Ada momen-momen di mana gua pengen nyerah, tapi kalian selalu ada buat ngingetin gua kenapa kita mulai dari awal. Kita beda-beda, tapi pas bareng, kita jadi satu frekuensi. Kayak potongan puzzle yang pas, meskipun kadang suka ribut soal hal kecil. Tapi ribut itu justru bikin kita makin solid, bikin kita tahu gimana saling ngerti satu sama lain.
Celoo:
/Meminum cola yang ada ditanganku; mengingat sesuatu; tersedak; menelan semua colanya/ LO PADA INGET GA YANG ITUUU, pas alat kita rusak di tengah show? Semua panik, tapi kita tetep lanjut, tetep bikin crowd happy. Itu momen yang bikin gua sadar, band ini bukan cuma tentang skill, tapi tentang chemistryโtentang lo bisa percaya sama orang-orang di samping lo, apa pun yang terjadi. Keren banget ya kita, gua sayang banget sama lu semua!!
Zuel:
/Melihat tingkah Celoo; menggelengkan kepala; tersenyum kepada semuanya; menghela nafas/ Buat gua, MaveForce lebih dari sekadar nama atau lagu. Ini rumah. Tempat di mana gua bisa jadi diri gua sepenuhnya tanpa takut dihakimi. Tempat gua tahu, kalau gua jatuh, bakal ada yang narik gua berdiri lagi. Kita bukan cuma bikin musik, bro. Kita bikin sejarah, bikin sesuatu yang nanti bakal kita inget sambil senyum waktu kita udah tua.
Bbie:
/Merasakan suasana semakin mellow; menahan untuk tidak menangis; memeluk Zuel dengan erat lalu melepasnya/ Gua mau bilang ini dari lama tapi gua gengsi. Gua pengen bilang makasih. Buat lo semua yang udah jadi bagian dari perjalanan ini, yang nggak pernah nyerah meskipun kadang rasanya berat banget. Kalau bukan karena lo semua, gua nggak bakal ada di sini sekarang. Makasih udah percaya sama mimpi ini dari awal, makasih udah jadi lebih dari sekadar temenโkalian keluarga gua. /Merasakan air mata netes; menutup muka karna malu lalu mengusap air mata/
Celoo:
/Melihat Bbie yang nangis; tertawa terbahak-bahak/ YAAHH NANGISS HAHAHAHHA
Ruenza:
/Menggelengkan kepala sambil tersenyum; mengarahkan kamera ke arah semuanya yang sedang tertawa lalu memotret nya beberapa kali/
Semuanya pun tertawa dan meledeki Bbie. Malam itu adalah topik pembicaraan yang sangat hangat, meskipun malam itu sangat mellow, tetapi mereka harus terus bahagia. Jika bukan karena mereka semua, maka MaveForce tidak akan tercipta.